HIDUP DALAM KEMULIAAN, DAN MATI SYAHID-DIJALANNYA

Berita Terkini

« »
« »
« »
Get this widget

Latest Post

untuk Sahabatku yang Sholih.

Rabu, 15 Oktober 2014 | 0 komentar

Imam Syafi'i berkata:
"Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karena mencari teman-baik- itu susah, tetapi melepaskannya sangat
mudah sekali"

Sahabat fillah, luangkanlah waktu sejenak untuk
membaca hadits yang mulia berikut ini...
Diriwayatkan bahwa :
Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam
Surga, lalu mereka tidak menemukan Sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di
dunia.
Mereka bertanya tentang Sahabat mereka kepada Allah:
"Yaa Rabb...
Kami tidak melihat Sahabat-sahabay kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami?
"Maka Allah berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan Sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya
sebesar zarrah."
(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
"Perbanyaklah Sahabat-sahabay mu'minmu, karena
mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat"
Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis:
"Jika kalian tidak menemukan aku nanti di
Surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang aku:
"Wahai Rabb Kami...
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di surga-Mu"
Yaa Rabb...
ْAku Memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah
kepadaku
Sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk
Tunduk Patuh & Taat Kepada Syariat-Mu..
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di Akhirat dengan-Mu...
ﺁﻣِﻴْﻦ ﻳَﺎ ﻣُﺠِﻴْﺐَ ﺍﻟﺴَّﺎﺋِﻠِﻴْﻦَ
Semoga kita bisa mencari dan bersahabat dengan orang-orang sholeh.
Continue Reading

PUISI BJ HABIBIE UNTUK ISTRINYA, AINUN **

| 0 komentar

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. ..
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, ...
dan kematian adalah sesuatu yang pasti ...
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ....
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, ..
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ....
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang ...
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, ..
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, ...
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini ...
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, ..
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik ..
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...
Selamat jalan, ..
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, ...
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...
selamat jalan sayang, ..
cahaya mataku, penyejuk jiwaku, ...
selamat jalan, ...
calon bidadari surgaku ...

- HABIBIE -
Continue Reading

Bahaya Lisan

| 0 komentar

Abdullah ibn Mas‘ud mengungkapkan, “Wahai lisan, ucapkanlah yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung! Diamlah dari mengucapkan yang buruk-buruk, niscaya kamu akan selamat sebelum menyesal!”
Bicara memang gampang, tapi sering kali kita tidak memikirkan efek dari lisan kita. Dalam kitabnya Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn, Imam Al-Ghazali menetapkan banyak bicara yang merupakan “buah perbuatan” lisan sebagai racun pertama hati, yang menyebabkan manusia jauh dari cahaya Ilahi.
Lisan seseorang adalah cerminan dari baik dan buruk dan cerminan kualitas iman seseorang. Nabi Saw. bersabda,
“Tidak akan lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus lisannya. Dan seseorang tidak akan masuk surga apabila tetangganya tidak merasa aman dari kejahatan lisannya.” (HR Ahmad).


Lisan yang dihiasi pancaran iman dan akal yang sempurna akan selalu berzikir, beristighfar, dan mengucapkan hal-hal terpuji. Adapun lisan yang tidak dihiasai pancaran iman hanya akan melakukan hal-hal yang biasa dikenal dengan istilah bahaya lisan. Paling tidak, ada 5 bahaya lisan berikut ini yang perlu kita waspadai.

1. Dusta
Jujur itu disenangi oleh Allah, dan termasuk ciri orang beriman. Sebaliknya, dusta itu sangat dimurkai oleh Allah, dan termasuk ciri orang munafik. Rasulullah Saw. menyerukan kepada umatnya agar senantiasa membiasakan berkata jujur dan menjauhi ucapan dusta. Dalam sebuah hadis dikatakan,
“Hendaklah kamu berkata jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawamu pada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan membawamu ke surge. Seseorang tidak henti-hentinya berkata jujur dan membiasakan kejujuran sampai ia dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Jauhilah olehmu perkataan dusta, karena sesungguhnya dusta itu akan membawamu pada durhaka, dan sesungguhnya durhaka itu akan membawamu ke neraka. Seseorang tidak henti-hentinya berdusta dan membiasakan dusta sampai ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim).
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu berkata jujur karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan seseorang kepada kebaikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi dalam hadis lain, “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.” Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan, ketaatan kepada Allah, dan berbuat baik kepada sesama.
Seorang mukmin yang hatinya senantiasa terkoneksi dengan Allah, tidak akan membiarkan lisannya berkata-kata tanpa batas, karena ia sadar bahwa setiap kata yang terucap dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. kelak di hari kemudian. Berdusta adalah sesuatu yang tak mungkin terlontar dari mulut seorang mukmin.
Ali ibn Abu Thalib berkata: “Dosa paling besar di sisi Allah adalah kedustaan, dan seburuk-buruk penyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat.”
Jangan meremehkan dosa dari berkata dusta, sebab meski kata-kata itu sepele, bahaya dusta sungguh bisa menggelincirkan manusia dari jalan Allah. Bukankah manusia itu terpeleset karena sesuatu yang sepele? Dan perkataan dusta paling bahaya adalah berdusta atas nama Rasulullah Saw. Dikatakan dalam sebuah hadits, “Barang siapa berdusta dengan membawa-bawa namaku, maka bersiap-siaplah untuk menduduki tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari).
Orang yang suka berdusta itu sesungguhnya mendapatkan dua kali kerugian. Pertama, jika kebohongannya tidak diketahui, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan tercela ini. Kedua, jika kebohongannya diketahui orang lain, mereka akan kehilangan kepercayaan. Bahkan, kepadanya akan disematkan predikat pendusta atau pembohong.
Orang yang berkata jujur dan tidak suka berbohong, secara psikologis tidak punya beban berat dalam hidupnya. Karenanya, hatinya senantiasa merasa tenteram dan damai. Sebaliknya, orang yang biasa berdusta, hidupnya menjadi tidak tenang dan dunia terasa sempit. Ia akan senantiasa merasa dihantui oleh perasaannya sendiri, karena ada perasaan khawatir kebohongannya diketahui orang lain.

2. Berburuk sangka (sû’uzhzhan)
Ali ibn Abu Thalib berkata, “Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara.”
Alangkah tenteramnya hati yang tak mudah berburuk sangka. Jangan biarkan hal-hal yang remeh dan sepele, yang tak ada manfaatnya, mengotori, menyempitkan dan merusak kebersihan hati kita. Saat hati menyimpan prasangka kepada orang lain, lisanlah yang mengeluarkan kata-kata penuh sangkaan. Tidak ada buruk sangka kepada seseorang, jika lisan tak pernah berbicara sesuatu yang penuh prasangka.
Lisan yang terbiasa melontarkan perkataan-perkataan penuh prasangka(sû’uzhzhan) dapat membuat hati menjadi busuk, karena apa pun yang kita sangka akan mempengaruhi cara kita berpikir, cara kita bersikap, dan cara kita mengambil keputusan. Berbahagialah orang-orang yang pandai berbaik sangka. Hati-hatilah dari prasangka karena prasangka itu merupakan perkataan yang paling dusta.
Allah Swt. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurât [49]: 12).
Imam Al-Ghazali berkata dalam Ihyâ ‘Ulûmuddîn:
“Ketahuilah bahwa prasangka buruk (sû’uzhzhan) adalah haram seperti halnya ucapan yang buruk. Sebagaimana haram membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain, maka tidak boleh juga membicarakannya kepada diri (hati), lalu kita berprasangka buruk terhadap saudara sendiri. Jangan memiliki keyakinan hati terhadap orang lain dengan keburukan. Apa yang terlintas di dalam hati dimaafkan, bahkan keraguan juga. Yang dilarang adalah berprasangka, dan prasangka adalah kata lain dari sesuatu yang dijadikan sandaran yang hati condong kepadanya.”
Continue Reading

Ketika aku jatuh cinta

| 0 komentar

Cinta adalah sebuah Ni'mat, tapi jika di salahgunakan cinta bisa menjadi Niqmah (adzab). Tidak ada makhluq yang patut kita cintai lebih dari diri kita melebihi al-Musthafa, Shallallahu 'Alaih Wa Sallam.
Banyak anak-anak muda yang teracuni oleh pemikiran-pemikiran yang ada di media elektronik, memberi suguhan agar mereka berkorban demi cinta walaupun pahit dan penuh rintangan, mengajarkan agar menjadi sang Pahlawan Cinta, sehingga para pemuda-pemudi melakukan apa yang mereka lihat dalam kehidupannya meskipun harus melakukan hal-hal yang haram, yang membuat mereka celaka dan hina nanti di Akhirat..!!
Kita kecurian kiblat.. Orang-orang mengalihkan kita dari Sang Nabi SAW dan Sayyidatuna Zahro'.. Kalau memang yang namanya kebahagian, ketentraman, keindahan, keharmonisan, keberuntungan ada di dalam cinta sebelum menikah, maka Demi Allah, pasti Allah akan cantumkan dalam Ayat-Ayat Suci-Nya. Pasti akan keluar dari kalam mutiara Sang Nabi SAW, pasti di ajarkan kepada Sang Zahro'..!!! Tapi mengapa tidak ada dalam sejarah Islam cinta di luar nikah...? Apakah Islam salah dan tak mengerti cinta..? Kalau bukan dari Islam, lalu dari mana sumbernya cinta..?
Tanyakan dan lihat kepada orang yang telah mendahului kita, yang dulunya mengaku cinta adalah segala-galanya..!! Apa yang mereka dapatkan dalam hidupnya..? Apa kekuatan cinta mereka kekal dan abadi..?
Laa.. Laa.. Laa.. Wa alf, laa.. Wallah..!! Tidak, Demi Allah...!!!
Allah menciptakan manusia dan Allah lebih tahu akan tentang cinta yang ada dalam hati manusia. Allah juga tahu bagaimana cara menaburkan benih-benih cinta agar tetap abadi.
Jangan sekali-kali mengkiaskan cinta anda dengan apa yang ada di dunia Film, karena Film atau televisi memeliki sutradara yang mengatur dari awal sampai akhir dan telah di tentukan akhir dari cerita cinta tersebut. Tapi, kita siapa, yang bisa menjamin bahwa cinta akan membawa keabadian dan kebahagian..? Itu hanya fatamorgana yang mampu memberikan ketenangan sebentar saja, tapi setelah itu hampa yang terasa dan mengakibatkan penyeselan..!
Cinta di dunia ini tidak akan bertambah tapi akan berkurang. Berapa banyak orang yang mengaku "cinta mati" atau "cinta hidup" atau apa saja anda menamakannya, tapi mengapa setelah memilikinya terkadang dan banyak seorang wanita mendapat tamparan, hinaan bahkan di campakkan oleh yang dulu mengaku cinta..! Mengaku dia adalah jantung hatinya.. Dia adalah nyawanya.. Dia adalah kelopak matanya.. Dia adalah kehidupannya.. Lalu, kemana itu semua..? Kemana semua rasa yang dulunya ada..? Mana janji-janji manis cintanya..? Mana..? Mana..? Dan mana..? Apakah cinta hanya tinggal cerita...??
Subhanallaaah...!!! Maha Benar Engkau, Yaa Allah...!!
Setan terlalu pintar sehingga nafsu di bungkus sedemikian rupa dan di berinya nama "cinta" lalu di suguhkan pada para pemuda-pemudi. Kalau memang benar itu cinta, mengapa harus membawanya pada Neraka..? Ketahuilah, cinta yang murni lagi halal pasti membawa anda ke Syurga-Nya...! Telitilah cinta yang ada dalam hati anda..!!
Berapa banyak atas nama cinta telah membawa para pemuda & pemudi terjerumus dalam perzinaan...!! Membawak kita untuk menentang, bahkan durhaka kepada orang tua. Ketika sudah di campakkan oleh orang yang di cintai, kemana anda akan lari...? Kemana...?! Coba pikir, kita akan lari kemana..?! Pasti lari kepada orang tua yang pasti mau menerima anda apa adanya..!!!
Hati-hati dan waspada pada cinta palsu..! Karena cinta palsu, datang dari hawa nafsu. Tanam benih-benih cinta pada ladang hati yang halal sesuai yang di ajarkan oleh Sang Nabi SAW. Sabarlah...!! Cinta amat mahal dan istimewa. Cinta mampu memberikan keajaiban jika tumbuh pada tempat yang tepat..!! Tidak ada yang mustahil dengan cinta yang suci. Sehina apapun anda tapi jika anda memiliki cinta yang suci ini, anda akan menjadi mulia..
Sebagaimana batang pohon Kurma, mampu menebus Syurga. Bukan hanya di tingkat pertama, kedua atau ketiga atau bahkan ke empat. Akan tetapi, mampu menembus tingkat ketujuh. Ke derajat yang di peroleh Para Nabi..!!
Sekotor apapun anda, sehina apapun anda, senajis apapun anda, ketika anda memiliki cinta yang suci juga halal, cinta yang telah Nabi SAW ajarkan, maka cinta itu dapat mensucikan anda dan akan merubah anda...!
Coba anda lihat anjing Ashabul Kahfi yang mendapat sebuah kemulyaan..!! Sebab, cinta mampu mengangkat derajat yang di dapatkan para orang-orang Shaleh. Bahkan Allah SWT mengabadikan cerita cinta agung tersebut dalam al-Qur'an, agar manusia tahu tentang derajat sebuah cinta. Berapa kali Allah mengulang kata-kata, "Wa Kalbuhum.." dalam surat al-Kahfi...?!!
Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kita cinta yang suci..
Mudah-mudahan kita mampu membedakan antara cinta dan hawa nafsu..
Wahai Dzat yang menumbuhkan benih-benih cinta, tumbuhkan benih-benih cintaku kepada Sang Nabi SAW serta kepada orang yang Engkau cintai juga kepada orang yang halal bagiku...
Berikanlah padaku sebuah "Dzauq" perasa yang mampu mengetahui cinta palsu dan hawa nafsu..
Yaa Allaah.. Berikanlah petunjuk perahu cintaku dalam mengarungi samudera asmara..
Yaa Allaaah.. Izinkan cintaku berlabuh dalam dermaga agama dalam keadaan selamat dari syaithon yang menjadi pembajak cinta dengan angan-angan fatamorgananya..
Dari dermaga, izinkan aku mengantarkan cintaku pada rumah orang yang halal bagiku..
Sehingga aku hidup dalam kebahagian cinta yang telah Engkau janjikan..
Bimbing aku,
Yaa Allah...
Yaa Allah....
Continue Reading
 
Support : Creating Website Copyright © 2011. DAAR AL-ARQOM - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger